Kamis, 07 Juli 2011

KONSEP LANSIA


KONSEP LANSIA

1.     Definisi Menua
Menua merupakan proses berubah seseorang dari  dewasa muda menjadi seorang frail dengan berkurangnya sebagian besar sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian. ( Ilmu Penyakit Dalam jilid 3)
Menua merupakan suatu perubahan progresif pada organism yang telah mencapai kematangan instrinsik dan bersifat irreversible serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. (Indonesia Nursing)
Menua merupakan seorang laki- laki maupun perempuan yang mana pada usia tersebut terjadi penurunan kemampuan baik fisik maupun mental dan bersifat irreversible. (WHO)
Menua merupakan proses menghilanggya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Wahyudin  Nugroho)
Kesimpulan kelompok : Proses perubahan dari dewasa muda menjadi dewasa akhir yang dialami oleh laki-laki maupun wanita yang telah mengalami suatu perubahan kematangan intrinsic, sehingga menimbulkan suatu penurunan sistem fisiologis atau psikologis yang bersifat irreversible, sehingga rentang terhadap penyakit sampai menimbulkan kematian.

2.     Batasan Lansia
Ø  DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut :
1)      Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa VIRILITAS
2)      Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai masa PRESENIUM
3)      Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai masa SENIUM

Ø  Sedangkan WHO membagi Lansia menjadi 3 kategori, yaitu :
1)      Usia lanjut : 75-89 tahun
2)      Usia tua : 75-89 tahun
3)      Usia sangat lanjut : > 90 tahun
Ø  Menurut prof. Dr. Ny. Sumiati ahmad muhammad (alm) guru besar universitas gajah mada pada fakultas kedokteran, membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut :
1.      0 – 1 tahun                        = masa bayi
2.      1 – 6 tahun                        = masa prasekolah
3.      6 – 10 tahun          = masa sekolah
4.      10 – 20 tahun        = masa pubertas
5.      40 – 65 tahun        = masa setengah umur ( prasenium )
6.      65 tahun keatas     = masa lanjut usia ( senium )
Ø  Menurut Dra. Ny. Jos Masdani atau Psikolog UI membagi periodisasi perkembangan manusia  sebagai berikut :
-          Lanjut usia merupakan lanjutan dari usia dewasa
-          Kedewasaan dapat dibagi dalam 4 bagian sebagai berikut :
1.      Fase Iuventus              = usia 25 – 40 tahun
2.      Fase Verilitas              = usia 40 – 50 tahun
3.      Fase Prasenium           = usia 55 – 65 tahun
4.      Fase Senium                = usia 65 s/d tutup usia
Ø  Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro membagi periodisasi perkembangan manusia dewasa sebagai berikut :
1.      Dewasa muda atau elderly adulthood                  =  18/20 – 25 tahun
2.      Dewasa penuh atau midle years atau maturitas    =  25 – 60/65 tahun
3.      Lanjut usia (geriatric age )                                    =  > 65/ 70 tahun
4.      Young old                                                             =  70 – 75 tahun
5.      Old                                                                        = 75 – 80 tahun
6.      Very old                                                                = > 80 tahun
Ø  Menurut UU RI No 13/ th 1998 sebagai berikut :
Tentang kesejahteraan lanjut usia ( Bab I pasal 1 ayat  2)
“ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas “

3.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menua
Meliputi :
·         Hereditas → Keturunan/Genetik
·         Nutrisi → Makanan
·         Status kesehatan
·         Pengalaman hidup
·         Lingkungan
·         Stres

4.     Proses Menua
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit.
Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua, mulai dari teori degenerative yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori terjadinya atrofi, yaitu: teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses evolusi, dan teori imunologik, yaitu teori adanya produk sampah atau waste product dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk.
            Teori proses menua anatara lain :
1.      Teori genetik dan mutasi ( somaitc mutatic teory )
Menua sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul DNA setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Contoh : mutasi dari sel – sel kelamin ( terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
2.      Teori pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres mengakibatkan sel –sel tubuh telah lelah terpakai.
3.      Teori akumulasi dan produk sisa
Adanya pigmen lipofuchin disel otot jantung dan sel sistem saraf pusat pada lansia berakibat mengganggu sel itu sendiri.
4.      Peningkatan kolagen dalam jaringan
5.      Tidak ada perlindungan  terhadap radiasi, penyakit, dan kekurangan gizi
6.      Reaksi dan kesehatan sendiri ( auto imun teori )berinvolusinya kelenjar timus sehingga berakibat kelainan auto imun
7.      Teori imunologis slow virus
Sistem imun bertambah efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dan masuknya virus kedalam tubuh dapat berakibat kerusakan organ tubuh.
8.      Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi tidak dapat mempertahankan kestabilan  lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menybabkan sel tubuh yang telah terpakai.
9.      Teori radikal bebas
Radikal bebas terbentuk di alam bebas. Tidak stabilitasnya radikal bebas ( kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan- bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
10.  Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya materi kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
11.  Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yana membelah setelah sel-sel tersebut mati.
12.  Teori Biologis Tentang Penuaan
-          Teori Seluler
Sel diprogram untuk membelah pada waktu yang terbatas


-          Sintesis Protein
Akibat penuaan,protein tubuh terutama kolagen jadi kurang fleksibel dan kurang elastis
-          Keracunan Oksigen
Kemampuan lansia untuk melawan efek racun oksigen akan berkurang
-          Sistem Imun
Kompetensi yang menurun dapat berakibat terjadinya peningkatan infeksi,penyakit autoimun dan kanker

5.     Perubahan pada Lansia
1.      Perubahan Fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, musculoskeletal, gastrointestinal, genitor urinaria, endokrin dan integument.
a)      Sistem pernafasan pada lansia
·         Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
·         Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan secret.
·         Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk ke paru mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira-kira 500 ml.
·         Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang (luas permukaan normal 50 m2 ).
·         Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua ke jaringan.
·         CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama-kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
·         Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran secret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

b)      Sistem persyarafan
·         Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan
·         Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir
·         Mengecilnya syaraf panca indera.
·         Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin


c)      Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia
1.      Penglihatan
·         Kornea lebih berbentuk skeris.
·         Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
·         Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
·         Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
·         Hilangnya daya akomodasi.
·         Menurunnya lapang pandang dan berkurangnya luas pandang.
·         Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.

2.      Pendengaran
·         Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
·         Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
·         Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya keratin.

3.      Pengecap dan penghidu
·         Menurunnya kemampuan pengecap
·         Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.

4.      Peraba
·         Kemunduran dalam merasakan sakit.
·         Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas, dan dingin.

d)      Perubahan kardiovaskuler pada usia lanjut
·         Katub jantung menebal dan menjadi kaka.
·         Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % per tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
·         Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
·         Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg).


e)      Sistem genitor urinaria
·         Ginjal, mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, penyaringan di glomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya + 1) ; BUN meningkat sampai 21 mg%; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

·         Vesika urinaria/kandung kemih, otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi BAK meningkat, vesika urinary susah dikosongkan pada pria klanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
·         Pembesaran prostat ± 75 % dimulai oleh pria berusia diatas 65 tahun.
·         Atropi vulva.
·         Vagina, selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
·         Daya seksual, frekuensi seksual intercourse cenderung menurun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

f)       Sistem endokrin / metabolic pada lansia
·         Produksi hamper semua hormone menurun
·         Fungsi paratiroid dan sekresinya tak berubah
·         Pituitari, pertumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH.
·         Menurunnya aktivitas tiroid, BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
·         Menurunnya produksi aldosteron.
·         Menurunnya sekresi hormone bonads : progesterone, estrogen, testosterone.
·         Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotiroidsm, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stress).

g)      Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut
·         Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
·         Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lender, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin, asam, dan pahit.
·         Esofagus melebar.
·         Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
·         Perisaltik melemah dan biasanya timbul konstipasi.
·         Fungsi absorbs melemah (daya absorbs terganggu)
·         Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

h)      Sistem musculoskeletal
·         Tulang kehilangan densikusnya.
·         Resiko terjadi fraktur.
·         Kyphosis
·         Persendian besar dan menjadi kaku
·         Pada wanita lansia > resiko fraktur.
·         Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas.
·         Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan berkurang).
·         Gerakan volunteer / gerakan berlawanan.
·         Gerakan reflektonik / gerakan di luar kemauan sebagai reaksi terhadap rangsangan pada lobus.
·         Gerakan involunter / gerakan di luar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu perangsangan terhadap lobus.
·         Gerakan sekutu / gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan ketangkasan otot volunteer.

i)        Perubahan sistem kulit dan jaringan ikat
·         Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
·         Kulit kering dan kurang elastic karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose.
·         Kelenjar-kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperature yang tinggi.
·         Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen.
·         Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka-luka kurang baik.
·         Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
·         Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
·         Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang-kadang menurun.
·         Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolism yang menurun.
·         Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya aktivitas otot.
·         Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan seksual.

2.      Perubahan Sistem Reproduksi
a)      Selaput lender vagina manurun/kering.
b)      Menciutnya ovarium dan uterus.
c)      Atropi payudara.
d)     Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.
e)      Dorongan sex menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kkesehatan baik.
3.      Perubahan-Perubahan Mental
Meliputi :
Ø  Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
Ø  Kesehatan umum.
Ø  Tingkat pendidikan.
Ø  Keturunan.
Ø  Lingkungan.

Perubahan kepribadian yang drastic, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin Karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.

Keuangan (Memory)
Ø  Kenangan jangka panjang :
Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
Ø  Kenangan jangka pendek atau seketika :
0-10 menit, kenangan buruk.
I.Q. (Intellgentia Quantion)
Ø  Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
Ø  Berkurangnya penampilan, persepsi dan keterampilan psikomotor: terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.

4.      Perubahan-Perubahan Psikososial
a)      Pensiun
Nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan.
b)      Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c)      Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.
d)     Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation)
Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.
e)      Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
f)       Gangguan saraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g)      Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
h)      Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan family.
i)        Hilangnya kekuatan dan keteganagn fisik

5.      Perubahan Spiritual
a)      Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. (Maslow, 1970)
b)      Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari. (Murray dan Zentner, 1970)
c)      Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing, perkembangan yang dicapaia pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.
·         Macam – macam tipe lansia (Nugroho,2000:9)
1.      Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati  sederhana dermawan menjadi panutan..
2.      Tipe mandiri
Mengganti kegiatan –kegiatan yang hilang dengan kegiatan – kegiatan yang baru, selektif dala mmencari pekerjaan, teman pergaulan serta memenuhi undangan.
3.      Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilngan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status teman yang disayangi, pemarah, mudah tersinggung, tidak sabar, menuntut dan mengkritik.
4.      Tipe pasra
Menunggu dan menerima nasib baik, mempunyai konsep habis gelap terbitlah terang, mengikuti kegiatan ibadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
5.      Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.



6.     Permasalahn yang sering terjadi pada lansia
berbagai permasalahn yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain : (setiabudi,T.1999:40-42)
1.      Permasalahn umum
a.       Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan
b.      Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati
c.       Lahirnya kelompok masyarakat industry
d.      Masih rendahnya kuantitas dan kualitas enaga professional pelayanan lanjut usia
e.       Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2.      Permaslahan khusus
a.       Berlangsungnya proses menua yang berkaitan timbuknya masalah social baik fisik maupun mental dan social.
b.      Berkurangnya integrasi social lanjut usia
c.       Rendahnya produktifitas kerja lansia
d.      Banyaknyalansia yang miskin , terlantar dan cacat
e.       Berubahnya nilai social masyarakat yang meengarah pada tatanan masyarakat individualistic
f.       Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.

7.     Penyakit yang Sering Dijumpai pada Lansia
Menurut the National Old People’s Welfare Council penyakit yang sering dijumpai pada lansia, yaitu :
1)      Depresi mental
2)      Gangguan pendengaran
3)      Bronkhitis kronis
4)      Gangguan pada tungkai/sikap berjalan
5)      Gangguan pada koksa/sendi panggul
6)      Anemia

8.     Epidemiologi lansia
Populasia lansia meningkat, yaitu :
-          Pad tahun 1990  jumlah penduduk 60 th ±10 juta jiwa/5,5% dari total populasi penduduk
-          Pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 3X menjadi ± 29 juta jiwa/ 11,4 %  dari total populasi penduduk
( lembaga Demografi FE-UI-1993)
Selanjutnya, didapatkan hasil yang mengejutkan, yaitu:
-          62,3% lansia diindonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri
-          59,4 % dari lansia masih berperan sebagai kepala keluarga
-          53% lansia masih mananggung beban kehidupan keluarga
Hanya 27,5 % lansia mendapatkan penghasilan dari anka atau menantu.































KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
1.      Data Demografi
Mengkaji identitas seperti nama,jenis kelamin (laki-laki / perempuan ) serta usia yang akan dijadikan asuhan keperawatan, tempat tgl lahir, pendidikan terakhir, agama, status perkawinan, alamat, orang yang terdekat dihubungi, hubungan orang tersebut dengan klien dan alamat keluarga tersebut.
2.      Riwayat keluarga
Dikaji gangguan, kemungkinan terdapat penyakit menular seperti Hepatitis,HIV AIDS dan menurun seprti PJK,DM,HT dll
3.      Riwayat pekerjaan
Perlu dikaji riwayat pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, jarak tempuh, alat transportasi, social ekonomi karena mempuyai pengaruh dengan kesehatan.
4.      Riwayat lingkungan hidup
Dikaji daerah denah rumah, penggunaan ruangan ,demografi, aktivitas keluarga dalam membersihkan rumah.
5.      Riwayat rekreasi
Dikaji aktivitas rekreasi keluarga, penggunaan waktu luang yang dapat mempengaruhi terhadap kesehatan.
6.      Deskripsi kekhususan
Dikaji tipe lansia,serta mengkaji tingkat ketergantungan lansia.
7.      Sistem pendukung
Keluarga yang menjadi pendukung, keluarga yang paling dekat, bahasa atau dukungan yang diberikan sangat diperlukan pada keluarga yang mengalami perkembangan usia lanjut.
8.      Status kesehatan
1.      Keluhan utama
Persepsi yang dirasakan saat ini, masalah yang dirasakan saat ini seperti perasaan nyeri, bingung atau gangguan sensorik
2.      Penatalaksanaan masalah kesehatan
Sikap keluarga jika terjadi masalah kesehatan, pelayanan yang dimanfaatkan, diit yang dikonsumsi
3.      Status imunisasi
Perlu dikaji kelengkapan berimunisasi, kapan diberikan dan berapa frekuensinya,adanya kelengkapan atau tidak adanya imunisasi dapat mempengaruhi imunitas tubuh.
4.      Alergi
Kaji adanya riwayat alergi, pada makanan, obat atau lingkungannya.


5.      Penyakit yang diderita
Kaji adanya penyakit yang menular dan menurun ataupun kronis,adanya penyakit sebelumnya yang mempengruhi status kesehatan lansia saat ini.
6.      Riwayat pengobatan
Tindakan keluarga dalam pengobatan, penggunaan fasilitas kesehatan.
9.      Aktivitas sehari -hari
Digunakan untuk menentukan seberapa besar kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari.secara mandiri instrumen yang digunakan adalah Indeks Katz.
Tergantung berarti aktivitas dilakukan dengan pengawasan (bantuan seseorang )
Mandiri adalah aktivitas yang dilakukan tanpa pengawasan,pengarahan,bantuan seseorang kecuali hal tertentu.


Mandiri
Dapat mengerjakan sendiri
Sebagian atau pada bagian tertentu dibantu
Sebagian besar atau selalu
Berpakaian
Seluruhnya tanpa bantuan
Dapat mengerjakan sendiri kecuali mengikat sepatu
Seluruhya dengan bantuan
Pergi ke toilet
Dapat pergi ke WC dan dapat mengerjakan sendiri
Dapat mengerjakan sendiri ke WC tetapi membutuhkan bantuan.
Tidak dapat pergi ke WC
Berpindah
Tanpa bantuan
Dapat melakukan dengan bantuan
Tidak dapat melakukan
Continance
Dapat mengontrol
Kadang-kadang ngompol,defekasi ditempat tidur
Dibantu seluruhnya dengan kateter manual
Makan
Dapat melakukan tanpa bantuan
Dapat makan sendiri kecuali hal tertentu
Seluruhnya dibantu

KLASIFIKASI HASIL PEMERIKSAAN
A.    Mandiri untuk enam fungsi
B.     Mandiri untuk lima fungsi
C.     Mandiri kecuali untuk mandi satu fungsi lain
D.    Mandiri kecuali untuk mandi dan satu fungsi lain
E.     Mandiri kecuali untuk mandi,berpakaian,pergi ke toilet,dan satu fungsi lain
F.      Mandiri kecuali untuk mandi,berpakaian,pergi ke toilet,transfer dan satu fungsi lain
G.    Tergantung enam fungsi.

H.    SEKSUAL            : adanya penurunan seksual pada lansia
I.       PSIKOLOGIS      : Adanya penurunan daya ingat pada peristiwa yang baru terjadi,berkurangnya keinginan atau kegairahan
J.       EMOSI                 :Pada lansia terjadi peningkatan emosi
K.    ADAPTASI          : Adanya penurunan adaptasi pada lingkungan pada lansia
L.     SPIRITUAL         : Pada lansia biasanya menurun pada mekanisme pertahanan dirinya,persiapan lansia adalah dengan meningkatkan ibadahnya.
M.   MEKANISME     :Kepada Tuhan,pertahanan diri.

10.  Status mental
Dalam pengkajian status mental lansia yang mengalami depresi dengan menggunakan depresi Back.
A.    Kesedihan
3 : Satya sangat sedih atau tidak bahagia dimana  saya tidak dapat menangnaninya
2 : Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya.
1 : Saya merasa sedih atau galau
0 : Saya tidak merasa sedih
B.     Pesimisme
3 : Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia atau tidak dapat membaik
2 : Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang kedepan
1 : Saya merasa berkecil  hati mengenai masa depan
0 : Saya tidak begitu pesimis atau  kecil hati tentang masa depan
C.      Rasa kegagalan
3 : Saya merasa gagal sebagai seorang ( orang tua,  suami, istri )
2 : Seperti melihat kebelakang hidup saya, semua yang saya lihat hanya kegagalan
1 : Saya merasa gagal melebihi orang pada umumnya
0 : Saya tidak merasa gagal
D.    Ketidakpuasan
3 : Saya tidak puas dengan segalanya
2 : Saya tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 : Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 : Merasa puas
E.      Rasa Bersalah
3 : Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 : Saya merasa sangat bersalah
1 : Saya merasa sangat buruk atau itdak berharga lagi sebagai bagian dari waktu yang baik           
0 : Saya tidak merasa benar-benar bersalah

F.      Tidak menyukai diri sendiri
3 : Saya benci diri saya sendiri
2 : Saya muak dengan diri saya sendiri
1 : Saya tidak suka dengan diri saya
0 : Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri
G.    Membahayakan diri sendiri
3 : Saya akan membunuh diri saya sendiri
2 : Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 : Saya merasa lebih baik mati
0 : Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran untuk membunuh diri saya sendiri
H.    Menarik diri dari  sosial
3 : Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli dengan mereka
2 : Saya telah kehilangan semua minat pada orang lain dari pada sebelumnya
1 : Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 : Saya tidak kehilangan minat pasa orang lain
I.       Keragu – raguan
3 : Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 : Saya  benyak mengalami kesulitan saat membuat keputusan
1 : Saya berusaha mengambil keputusan
0 : Saya dapat membuat keputusan
J.        Perubahan gambaran diri
3 : Saya merasa bahwa diri saya jelek atau tampak jijik
2 : Saya merasa ada perubahan – perubahan yang permanen dalam penampilan saya
1 : Saya khawatir bahwa saya tampak tua dan tidak menarik
0 : Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk dari pada sebelumnya
K.    Kesulitan kerja
3 : Saya tidak melakukan  pekerjaan sama sekali
2 : Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 : Ini merupakan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 : Saya dapat bekerja  kira – kira selesai sebelumnya
L.      Keletihan
3 : Saya sangat letih untuk melakukan sesuatu
2 : Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 : Saya lelah lebih dari biasanya
0 : Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M.   Anoreksia
3 : Saya tidak lagi mempunyai napsu makan sama seali
2 : Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 : Napsu makan saya tidak seb aik sebelumnya
0 : Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian :
0 – 4          : Depresi tidak ada  atau minimal
5 – 7          : Depresi ringan
8 – 15        : Depresi sedang
16 +           : Depresi berat

11.  Status sosial
1.      Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga dan ( teman – teman ) saya untuk       membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya ( adaptasi )
2.       Saya puas dengan cara keluarga ( teman – teman ) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan )
3.      Saya puas bahwa keluarga ( teman – teman ) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktfitas atau arah baru ( pertumbuhan )
4.      Saya puas dengan  cara keluarga ( teman – teman ) saya mengekspresikan efek dan respon terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai
5.      Saya puas dengan cara teman – taman saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama ( pemecahan )
Penilaian
Pernyataan – pernyataan yang dibawah :
- Selalu                        : 2 poin
- Kadang                     : 1 poin
- Tidak pernah             : 0
Nilai                :
< 3                   : disfungsi keluarga sangat tinggi
4 – 6                : disfungsi keluarga sedang
> 6                   : disfungsi keluarga rendah

12.  OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Observasi dan pemeriksan fisik pada klien tingkat kesadaran ( GCS ) vital sign, senilis berpengaruh terhadap tingkat atau derajat penyakit



13.  TINJAUAN BODY SISTEM
A.    Sistem pernapasan
Adakah peningkatan frekwensi nafas, kaji adanya pernafasan cuping hidung.
B.     Sistem cardiovaskuler
Kaji adanya peningkatan denyut nadi, peningkatan tensi
C.     Sistem pencernaan
Dapat terjadi anoreksi, penurunan berat badan, dan ketidakmampuan untuk nafas
D.    Sistem persyarafan
Kaji  adanya gangguan penurunan kesadaran
E.     Sistem perkemihan
Dapat terjadi inkonenttia karena proses menua
F.      Sistem integumen
Turgor kulit menurun, kulit keriput karena proses menua

Pemeriksaan penunjang
      Pada pemeriksaan laboratorium
·         Pemeriksaan darah
·         Pemeriksaan kreatinin untuk mengetahui normal/ tidaknya fungsi ginjal
·         Pemeriksaan urine untuk diagnosa batu ginjal
·         Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi DM
·         Pemeriksaan cairan sendi untuk melihat kristal urea dalam cairan sendi
·         Pemeriksaan radiologi untuk melihat proses yang terjadi dalam sendi dan tulang

Ø  Diagnose keperawatan
-          Menarik diri berhungan dengan penolakan terhadap keadaan
-          Harga diri rendah berhubungan dengan ketidakmampuan mencari nafkah
-          Kurangnya penyesuaian diri nerhubungan dengan lingkungan kurang bias menerima
-          Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan depresi
-          Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoresia
-          Gangguan pemenuhan kebutuhan

Ø  Rencana keperawatan
1.Menarik diri berhubungan dengan penolakan terhadap keadaan
Tujuan : klien lanjut usia tidak menarik diri dapat memahami dan menyatakan perasaan positif dan negative tentang diri, orang lain dan keadaan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria :  -Klien dapat persosialisasi dengan oranh lain
-Klien dapat mengutarakan perasaan positif/negatif diri, orang lain dan keadaan

Intervensi :
1.Adkin baik secara akan kontrak dengan klien lanjut usia sesering mungkin secara verbal maupun non verbal
R/ Meningkatkan kedekatan dan kepercayaan serta mengurangi kesendirian pada klien lanjut usia
2.Beri perhatian terus-menerus, walaupun klien tidak mau atau tidak dapat berbicara dengan anda
R/ merangsang klien lanjut usia untuk tertarik dan senang bersosialisasi dengan orang lain
 3.Libatkan klien lnjut usia dalam menolong dirinya sendiri atau aktifitas dan sehari-hari
 R/ Melatih pada lanjut usia untuk dapat beraktifitas dan memberikan kesibukan
 4.Jika perlu usukan pada dokter untuk memakai anti depresi
 R/ Dapat mengurangi depresi
      2.Harga diru rendah berhubungan dengan mencari nafkah
Tujuan : Klien lanjut usia dapat menambah, meningkatkan harga dairi setelah dilakukan tindakan keperawatan
 Kriteria : Klien lanjut usia dapat mengutarakan bahwa dirinya sudah tidak merasa rendah diri

Intervensi :
1.teruskan meluangkan waktu untuk klien lanjut usia sehari-hari
 R/ Meningkatkan kedekatan dan kepercayaan
2.gunakan pertanyaan yang terbuka mengekspresikan perasaan klien lanjut usia missal (anda kelihatan sedih hari ini?)
 R// dapat mengetahui perasaan dan keinginan klien lanjut usia
3.      Puji klien lanjut usia karena keterlibatan klien lanjut usia
R/ meningkatkan kepercayaan dan harga diri klien lebih lanjut

3.kurangnya perawatn diri berhubungan dengan depresi
            Tujuan : - lansia dapat merawat dirinya sendiri setelah dilakukan penyuluhan
            Criteria : kulit tampak bersih, rambut rapi, kuku rapid an gigi bersih
           
            Intervensi :
1.jelaskan daan  beri dorongan pada lansia mandi bersih dengan air hangat 2x/hari
R/ mencegah kekeringan kulit dan terjadinya infeksi
2. gunakan sabun super fot/lotion yang mengandung lemak
R/ menambah kebersihan kulit
3.Anjurkan sekurang – kurannya 2x dalm sehari menyikat giginya bagi yang masih mempunyai gigi lengkap
R/ mencegah kerusakan dan keroposan gigi
4.mengoleskan minyak pelembab kulit setiap selesai mandi
R/ mencegah kulit agar tidak terlalu kering dan keriput
5.anjurkan untuk mencuci rambut 3x seminggu
R/ menghilangkan debu – debu dan kotoran dirambut dan kulit –kulit kepala





























KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA LANSIA














OLEH:
KIKI GIARDIKA
LENY TRIANAWATI
LIA ROSDIANA
MEGA VURIANTI
MELIA DIAN
NURAINI
PEGI ARISANDI
PUSPA INDAH
RETNO YULI P
SAGITA CAROLINA




AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA
KRIKILAN – GLENMORE- BANYUWANGI
2009-2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar