Kamis, 07 Juli 2011

Konsep Keluarga, Konsep Merokok, Konsep Keperawatan Keluarga



2.1  Konsep Keluarga
2.1.1  Pengertian
·         Menurut Baylon dan Maglaya ( 1978)
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, didalam peranya masing – masing menciptkan dan mempertahankan kebudayaan. (Baylon dan Maglaya, dikutip Nasrul Effendi, 1998: 32).

·         Menurut Departemen Kesehatan RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan .

·   Menurut Dufall dan Logan  (1986)
Keluarga adalah sekumpulan dengan ikatan perkawinan, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perekembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2.1.2  Tipe keluarga 
·   Tipe keluarga tradisioanal
ü  Keluarga inti ( Nuclear Family) yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)
ü  Keluarga besar ( Extended Fanily) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah misal kakek, nenek, paman dan bibi
ü  Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
ü  Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak ( kandung atau angkat ) karena perceraian atau kematian
ü  Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa
ü  Keluarga Usila yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.

·   Tipe keluarga nontradisional
ü  Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
ü  Orang tua (ayah – ibu) yang tida ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
ü  Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga.

·   Tipe keluarga ( Nasrul Efendy)
ü  Keluarga Inti ( Nuclear Family)
ü  Keluarga Besar ( Extendet Family)
ü  Keluarga Berantai ( Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah satu kali dan merupakan satu keluarga  inti.
ü  Keluarga Duda / Janda ( Single Family)
ü  Keluarga Berkomposisi ( Composite Family) yaitu keluarga yang perkawinanya poligami dan hidup secara bersama
ü  Keluarga Kabisat ( Cabitation Family) yaitu dua orang yang hidup satu rumah tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

·   Tipe keluarga ( M.M.Friedmen)
ü  Keluarga inti
§ Keluarga pasangan suami istri bekerja
§ Keluarga tanpa anak
ü  Keluarga Besar
ü  Keluarga dengan orang tua tunggal
§ Ibu remaja tidak menikah
ü  Bujangan remaja yang hidup sendiri
ü  Keluarga dengan orang tua tiri
ü  Keluarga binuklir


2.1.3  Peranan dalam keluarga
Adapun peranan dalam keluarga menurut Nasrul Effendi sebagai berikut:

·   Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dar istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

·   Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya 

·   Peranan anak  
Anak – anak melaksanakan peranaan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisikl, mantal, sosial dan spiritual.  

2.1.4  Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu:
·   Fungsi Afektif
Fungsi afektif behubungan erat dengan faktor internal keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Faktor afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan faktor afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan faktor afektif adalah:
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga
1)      Saling menghargai antar anggota keluarga
2)      Ikatan antar amggota keluarga dan identifikasi serta penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga

·   Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

·   Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol

·   Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (rumah) 

·   Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga malaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan
Tugas kesehatan keluarga  (Friedmen) 
1)      Mengenal masalah kesehatan
2)      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3)      Memeberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4)      Mempertahankan dan menciptakan susana rumah yang sehat
5)      Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat

·   Fungsi Religius
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga dalam kehidupan beragama, menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini.

·   Fungsi Ekonomis
Mencari sumber kehidupan ( dapat memenuhi kebutuhan keluarga )


·   Fungsi Rekreatif
Menciptakan suasana menyenankan ( tercapai keseimbangan kepribadian masing – masing anggota keluarga )

·   Fungsi Biologis
Menerusklan keturunan sebagai genersi penerus.

·   Fungsi Pendidikan
1.      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan di masa yangh akan datang dalam memenuhi kebutuhanya sebagai orang dewasa.
Asih        : memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan pada anggota keluarganya sehingga memungkinkan  mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
Asah       : memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia yang dewasa, yang mandiri dalam mempersiapkan masa depanya.
Asuh       : menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatan selalu terpelihara, sehingga di harapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik, mental, spiritual.

·   Fungsi Psikologis
-  Memberi kasih sayang dan rasa aman
-  Memrerikan perhatian di antara anggota keluarga
-  Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
-  Memberikan identitas keluarga

2.1.5  Tahap perkmbangan keluarga
·   Tahap perkembangan pasangan baru
1.      Membina hubungan intim
2.      Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok sosial
3.      Mendiskusikan rencana memiliki anak

·   Tahap perkembangan keluarga child bearing ( kelahiran anak pertama )
1.       Persiapan menjadi orang tua
2.      Adaptasi dengan perubahan
3.      Mempertahankan hubungan dengan pasangan

·   Tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah
1.      Memenuhi kebutuhan anggota keluarga ( kebutuhan tempat tinggal, privacy, dan rasa aman )
2.      Membantu anak untuk bersosialisasi
3.      Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
4.      Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
5.      Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6.      Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbang anak

·   Tahap perkembangan keluarga dengan anak sekolah
1.      Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang meningkat
2.      Mengontrol perilaku anak
3.      Mempertahankan keintiman pasangan
4.      Mendidik dan mengajari anak untuk mempersiapkan masa         depannya

·   Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
1.      Memberi kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
2.      Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3.      Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan ortu, hindari perdebatan, permusuhan dan kecurigaan

·   Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan )
1.      Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2.      Mempertahankan keintiman pasangan
3.      Membantu ortu suami / istri yang sedang sakit dan memasuki                   manula
4.      Membantu anak ,mandira di masyarakat
5.      Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

·   Tahap perkembangan keluarga dengan usia pertengahan
1.      Mempertahankan kesehatan
2.      Mempertahankan hubungan dengan teman sebaya dan anak - anak
3.      Meningkatkan keakraban pasangan
·   Tahap perkembangan keluarga dengan usia lanjut
1.      Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2.      Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
3.      Mempertahankan keakraban pasutri dan saling merawat
4.      Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5.      Melakukan life review

2.1.6  Struktur Keluarga
·   Pola dan proses komunikasi
1.      Bersifat terbuka dan jujur
2.      Selalu menyelesaikan konflik keluarga
3.      Berfikir positif
4.      Tidak mengulang – ulang isu dan pendapat sendiri

·   Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang di harapkan sesuai dengan posisi sosial yang di harapkan
Posisi status adalah posisi idividu dalam masyarakat
Contoh:sebagai istri, suami, anak. 

·   Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan ( potensial/Aktual ) dari individudalam mengendalikan

·   Nilai – nilai keluarga
1.      Nilai merupakan suatu sistem,sikap dan kepercayaan secara sadar atau tidak untuk mempersatukan anggota keluarga dalam suatu budaya
2.      Nilai merupakan suatu pedoman perilaku dan perkembangan norma dan peraturan
3.      Norma adalah kumpulan dari perilaku yang dapat dipelajari,dibagi dan ditularakn dengan tujuan untuk menyelesaiakn masalah.

Macam-macam struktur keluarga
1.   Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi melalui jalur garis ayah
2.   Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi  melaui jalur garis ibu
3.   Patrilokal adalah sepasang suami istri yang timggal bersama keluarga sedarah dari suami
4.   Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersam akeluarga sedarah dari istri
5.   Keluarga Keyakinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami – istri

Ciri-ciri stuktur keluarga
1.   Terorganisasi yaitu salin hubungan,saling ketergantungan antar anggota keluarga
2.   Adanya keterbatasan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai kebebasan tetapi juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi tugasny masing-masing
3.   Adanya perbedaan dan kekeluargaan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi masing-masing

Pemegang kekuasaan
1.      Patrilokal: yang memegang kekuasaan dan dominan adalah pihak ayah
2.      Matrilokal: yang memegang kekuasaan dan dominant adalah pihak ibu
3.      Equalitarian: yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2.1.7  Stress dan Koping
1.      Stressor jangka pendek ( < dari 6 bulan) yang dirasakan keluarga
2.      stressor jangka panjang ( > dari 6 bulan ) yang saat ini dirasakan keluarga
3.      Cara keluarga mengatasi stress
4.      Strategi  koping yang digunakan keluarga untuk mengatasi stressor tersebut.
5.      Apakah keluarga berbeda – beda dalam cara  - cara koping  terhadap masalah – masalah mereka sekarang

Ciri – ciri keluarga Indonesia
1.   Suami istri  sebagai pengambil krputusan
2. Merupakan satu kesatuan yang utuh
3. Bertanggung jawab
4. Pengambil kuputusan
5. Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa
6. Ikatan kekeluargaan sangat erat
7. Mempunyai semangat gotong royong

Pola kehidupan keluarga Indonesia :
·         Daerah Tradisional
1.      Tradisional
2.      Agraris
3.      Tenang
4.      Sederhana
5.      Akrab
6.      Menghormati orang lain

·         Daerah Perkotaan
1.      Dinamika
2.      Rasional
3.      Konsumtif   
4.      Demokratif
5.      Individual
6.      Terlihat kehidupan politik














2.2  Konsep Merokok
2.2.1        Definisi
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

2.2.2        Kandungan
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4 000 bahan kimia beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi. Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen)..
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung dan strok. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia, sakit jantung merupakan menyebab utama kematian sementara strok adalah pembunuh yang keempat.
Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kenderaan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan, paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, yaitu apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan




2.2.3         Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus.
·         Klobot: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
·         Kawung: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
·         Sigaret: rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
·         Cerutu: rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Rokok berdasarkan bahan baku atau isi.
·         Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
·         Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
·         Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

Rokok berdasarkan proses pembuatannya.
·         Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu sederhana.
·         Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Rokok berdasarkan penggunaan
·         Rokok Filter (RF): rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus.
·         Rokok Non Filter (RNF): rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
2.2.4        Tipe Perokok
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. menambahkan ada 3 sub tipe ini :
a. Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis
2.2.5    Bahaya Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4.000 senyawa kimia, 200 diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker.
Efek racunnya terhadap sang perokok dibandingkan yang tidak merokok yaitu :
·         14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
·          4x menderita kanker esophagus
·          2x kanker kandung kemih
·         2x serangan jantung
Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi
tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semaki         n pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
2.2.6    Upaya Pencegahan
Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio. Pesan-pesan yang disampaikan meliputi:
 Meskipun orang tuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan sendiri.
 Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
 Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok. Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain (misal: orangtua)
2.2.7    Daftar pustaka
6.      http://id.wikipedia.org/wiki/Rokok





















2.3  Konsep Hipotensi
2.3.1        Definisi
Hipotensi merupakan suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, dengan tekanan darah sistole Kurang dari 100 mmHg
2.3.2        Etiologi
Hipotensi dapat disebabkan oleh:
1.      Faktor genetik
2.      Status gizi yang kurang
3.      Aktivitas berlebih
4.      Kurang istirahat
5.      serta bisa disebabkan oleh syok, diantaranya :
a.       Syok hipovolemik
1). Kehilangan darah / syok hemorargic
                  (1). Hemorargik external : Trauma perdarahan gastrointestinal
(2). Hemorargik internal : Hematoma, hematorax / hemoperitonium
2). Kehilangan plasma
                  (1). Luka bakar
                  (2). Dermatitis akfoliatif
3). Kehilangan cairan dan elektrolit
(1). Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih
(2). Internal : Pankreatitis, asites
b.      Syok kardiogenik
1). Disritmia
2). Kegagalan pompa jantung
3). Disfungsi katub akut
4). Ruptur septum ventrikel
c.       Syok obstruktif
1). Penyakit pericardium
2). Tumor jantung
3). Penyakit katub obstruktif
d.      Syok distributif
1). Syok septik
2). Syok anafilaktif
3). Syok hemorargic
4). Obat – obat vasodilator
2.3.3    Gejala klinis
1.      Tekanan darah sistemik rendah dan takikardia, puncak tekanan darah sistolik < 100 mmHg atau > 10% dibawah tekanan darah yang telah diketahui.
2.      Keringat dingin
3.      Pusing berkunang – kunang
4.      Badan lemah
5.      Hipoperfusi perifer, vasokontriksi, kulit dingin, lembab dan cyanosis
6.      Status mental terganggu, kebingungan, agitasi, koma
7.      Oliguria atau anuria : < 0,5 ml /kg BB/jam.
8.      Asidosis metabolik
Pemantauan hemodinamik :
1.      Tekanan darah arteri.
2.      Tekanan vena sentral
3.      Tekanan arteri pulmonal
4.      Pengukuran tambahan, pengukuran jumlah urin dan suhu kulit.

2.3.4        Penatalaksanaan
Pasien diletakkan pada posisi terlentang denga kaki ditinggikan, lalu :
1.      Bebaskan jalan nafas
2.      Mengembalikan cairan
3.      Pertahankan frekuensi urin
Bila masih lemah bawa ke puskesmas terdekat

2.3.5        Pencegahan
1.      Makan – makanan yang bergizi dan mengandung natrium dan zat bezi
2.      Banyak istirahat dan tidak melakukan aktivitas berlebihan
3.      Minum air minimal 8 gelas per hari          









2.4      Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
2.4.4        Pengkajian
*      Data umum
a)      Identitas
            Pengkajian data umum keluarga adalah identitas yang meliputi nama KK, Umur, alamat, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga dan kemudian dikaji status imunisasi, silsilah keluarga, tipe keluarga, suku bangsa, agama yang dianut, sumber pendapatan, harta yang dimiliki, dan aktivitas rekreasi.

b)      Tipe keluarga
            Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis  tipe keluarga tersebut.

c)      Latar belakang budaya ( ETNIS )
            Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan :
·   Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
·   Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen ,uraikan)
·   Kebiasaan diet dan berbusana (Tradisional atau Modern)
·   Struktur kekuasaan keluarga Tradisional atau Modern
·   Bahasa (bahasa – bahasa yang digunakan di rumah )
·   Penggunaan jasa – jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.(Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi,terlibat dalam praktik – praktik pelayanan kesehatan tradisional,atau memiliki kepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan.

d)     Identifikasi Religius
Mengkaji agama tang dianut keluarga serta kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
·   Apakah anggota keluarga berbeda dalam praktik keyakinan beragama mereka.
·   Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan.
·   Agama yang dianut oleh keluarga
·   Kepecayaan – kepercayaan dan nilai – nilai keagamaan yang dianut dealam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.

e)      Status ekonomi
Status ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainya selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki oleh keluarga:
·   Jumlah pendapatan perbulan
·   Sumber – sumber pendapatan perbulan
·   Jumlah pengeluaran perbulan
·   Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga
·   Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluaranya

f)       Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktivitas rekreasi keluarga tidak  hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama- sama  untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun juga penggunaan waktu senggamg keluarga.


*      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga berdasarkan tahap kaehidupan keluarga berdasarkan dufall,di tentuikan dengan anak tertua dari keluarga inti  dan mengkaji sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan perkembangan ,sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga dan riwayat kesehatan keluarga.
a)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
                                    Ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti.

b)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh    keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c)      Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing, anggota keluarga, status imunisasi, dan sumber pelayanan yang digunakan.

d)     Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari            anak suami dan istri

*      Pengkajian Lingkungan
a)      Karakteristik rumah
Bagaimana luas rumah, tipe, jumlah ruangan, jendela, pemanfatan ruangan, peletakan perabot, jenis septic tank, jarak septic tank dari sumber air minum, serta denah rumah.

b)      Karakteristik komunitas RW dan tetangga
Meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budya yang mempengaruhi kesehatan

c)      Mobilitas geografi keluarga
Ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah – pidah  tempat dan lama keluarga tinggal di daerah ini.

d)     Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mrngenai waktu yang di gunakan oleh keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluargayang ada dan sejauh mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat.

e)      Sistem pendukung keluarga
Meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang di miliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Yang mencakup fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial dan dukungan dari masyarakat setempat.



*       Struktur keluarga
a)      Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

b)      Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi lain untuk mengubah perilaku.

c)      Struktur peran
Menjelaskan peran masing – masing keluarga.

d)     Nilai dan norma keluarga
Nilai  dan norma yang di anut dalam keluarga yangberhubungan dengan kesehatan.

*      Fungsi keluarga.
a)      Fungsi afektif
Gambaran diri anggota keluarga, perasan memiliki dan dimiliki, dukungan keluarga, bagaimana kehangatan keluarga tercipta, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b)      Fungsi sosial
Hubungan dan interaksi dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga disiplin, norma, budaya, dan perilaku.

c)      Fungsi perawatan kesehatan
Cara keluarga menyediakan makanan, pakaian pelindungan serta merawat anggota keluarga yanng sakit, kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas perkembanan keluarga.

d)     Fungsi reproduks.
Jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa untuk mengendalikan jumlah anggota keluarga 



e)      Fungsi ekonomi
Sejauh manakeluarga mengenal kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Sejauh mana anggota keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan keluarga.

*      Stres dan koping keluarga
a)      Stresor jangka pendek (< 6 bulan ) yang di rasakan keluarga.
b)      Stressor jangka panjang( > 6 bulan ) yang saat ini terjadi pada keluarga.
c)      Cara keluarga mengatasi stressor
d)     Stategi koping keluarga
e)      Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara – cara koping terhadap masalah - masalah mereka sekarang.

*      Pemeriksaan fisik
a)      Keluhan utama
b)      Riwayat penyakit dahulu
c)      Riwayat penyakit sekarang
d)     Pemeriksaan fisik
·   Keadaan umum
·   Sistem pernafasan
·   Sistem kardiovaskuler
·   Sistem persyarafan
·   Sistem perkemihan
·   Sistem pencernaan Sistem muskuloskeletal dan integumen

*      Harapan keluarga
Tanyakan harapan keluarga mengenai petugas kesehatan.

2.4.5        Diagnosa keperawatan
a)      Pengertian
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang di peroleh melalui suatu proses analkisa data dan analisis cermat sistematis.memberikan dasar untuk menetapkan tindakan – tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakanya ( Shoemaker 1984)

b)      Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan Nanda 1995 ( Friedman 1995)
1.      Diagnosa keperawatan pada masalah lingkungan
·         Kerusakan penatalaksanaan pemeliharasan rumah
·         Resiko terhadap cidera
·         Resiko terjadi infeksi ( penularan penyakit)

2.      Diagnosa keperawatan keluargapada masalah struktur komunikasi.
·         Komunikasi keluarga disfungsional

3.      Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran
·         Berduka dan di antisipasi
·         Berduka disfungsional
·         Isolasi sosial
·         Perubahan dalam proses keluargha
·         Potensial peningkatan menjadi orang tua
·         Perubahan menjadi orang tua
·         Perubahanpenampilan peran
·         Kerusakan  penampilan peran
·         Gangguan citra tubuh

4.      Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif
·         Perubahan  proses keluarga
·         Perubahan menjadi orang tua
·         Potensial peningkatan menjadi orang tua
·         Berduka yang di antisipasi
·         Koping keluarga tidak efektif atau menurun
·         Kopinbg keluarga tidak efektif , ketidak mampuan
·         Resiko terhadap tindakan kekerasan

5.      Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah sosial
·         Perubahan proses keluarga
·         Perilaku mencari bantuan kesehatan
·         Konflik peran orang tua
·         Perubahan mewnjadi orang tua
·         Potensial peningkatan menjadi orang tua
·         Perubahan pemeliharaan kesehatan
·         Perubahan pemeliharaan kesehatan
·         Kurang pengetahuan
·         Isolasi sosial
·         Kerusakan interaksi sosial
·         Resiko terhadap tindakan kekerasan
·         Ketidak patuhan gangguan identitas pribadi

6.      Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
·         Perubahan pemeliharaan kesehatan
·         Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
·         Perilaku mencari pertolongan kesehatan
·         Ketidak efektifan penatalak sanaan aturan terapiutik keluarga
·         Resiko terhadap penularan penyaki

7.      diagnosa keperawatan keluarga pada masalah kopimg
·         Potensial peningkatan kopimg keluarga
·         Koping keluarga tidak efektif,menurun
·         Koping keluarga tidak efektif,ketidakmampuan
·         Resiko terhadsap tindakan kekerasan












c)      Menetapkan Prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah / diagnosa keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan skala prioritas dari Baylon dan Maglaya: 1978.

No.
Kriteria
Score
Bobot
1.
Sifat masalah
Skala » Aktual
             Resiko
             Keadaan sejahtera / diagnosa sehat

3
2
1

1
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala » Mudah
             Sebagian
             Tidak dapat

2
1
0
2
3.
Potensi masalah untuk dicegah
Skala » Tinggi
             Cukup
             Rendah

3
2
1

1
4.
Menonjolnya masalah
Skala » Masalah dirasakan dan harus segera diganti
             Ada masalah tetapi tidak perlu diganti
             Masalah tidak dirasakan            

2
1
0
1

Scoring :
·         Tentukan Score untuk setiap kriteria
·         Score dibagi dengan makna / nilai tertinggi dikali dengan bobot.
Score
X Bobot
Angka tertinggi
·         Jumlahkan score untuk semua kriteria

2.4.6        Rencana keperawatan
1.      Perubahan pemeliharaan kesehatan pada Tn.A berhubungan dengan ketidaktahuan tentang bahaya merokok
1)      Lakukan pendekatan dengan keluarga
R/ Pendekatan dengan  keluarga akan memepermudah menggali    informasi 

2)      Kaji masalah lebih fokus pada masalah
R/ untuk mengetahui tindakan yang perlu dilakukan
3)      Berikan informasi yang dibutuhkan keluarga sesuai dengan kemampuan keluarga
R/ informasi yang diberikan dan tidak sesuai dengan kemampuan keluarga
4)      Ajarkan dengan media langsung mengenai bahaya dan dampak merokok
R/ keluarga diharapakan dapat mendemostrasikan dengn benar.


2.      Perubahan pemeliharaan kesehatan yang salah ( hipotensi ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga dalam perawatan hipotensi dirumah.
1). Lakukan pendekatan dengan keluarga
R/ pendekatan dengan keluarga aknan memepermudah menggali informasi
2). Kaji kesiapan keluarga menjadi orang tua
R/ keharmonisan dan kerja sama dalam memelihara / menjadi indikator kesiapan keluarga menjadi orang tua
3). Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga merawat bayi
R/ pengetahuan cukup indikator kesiapan keluarga menjadi orang tua.
4). Ajarkan cara – cara yang benar dalammerawat bayi,memeberi susu dan merawat tali pusat
R/ keluarga dapat mendemostrasikan dengan baik sehingga keluarga mandiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar